Pemilu tinggal menunggu hari, sebelum pemilihan akan ada debat terakhir pasangan calon presiden. Topik apa yang akan mereka bahas?
Dalam waktu beberapa hari, Indonesia akan melaksanaan pemilu. Tahun ini calon presiden Indonesia, kembali dihadapkan dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Antusiasme dan euforia dirasakan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga partisipasi aktif masyarakat sebagai pemilih, wajib hukumnya. Sebelum pemilihan umum dilaksanakan, akan ada debat terakhir pasangan calon presiden. Berikut ini hal-hal yang akan dibahas dalam debat.
Berikut Senjata Andalan Masing-Masing Calon Presiden
Dua kandidat capres dan cawapres yang sedang gencar berkompetisi, sebelum dilaksanakan pemilihan umum, terdapat beberapa rangkaian yang harus diikuti kedua kandidat, salah satunya debat. Pada 13 April 2019 mendapatang, akan dilaksanakan debat antara pasangan Calon Presiden Indonesia dan Wakil Presiden Indonesia untuk kelima kalinya.
Tentu, sebelum pemilu dilaksanakan masing-masing
kubu baik dari Jokowi dan Prabowo sudah siap mengeluarkan senjata pamungkasnya
berkaitan dengan tema debat yaitu mengenai ekonomi dan kesejahteraan sosial,
keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri.
1. Jurus Jokowi: Infrastruktur,
Pertumbuhan Ekonomi, dan Tingkat Inflasi
Menurut
Chief Economist Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengatakan di kubu Joko
Widodo yang akan dilontarkan adalah capaian-capaian kinerja pada pemerintahan
kabinet kerjanya. Hal tersebut akan menjadi senjata pamungkas dalam debat sesi
terakhir. Pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat inflasi
Indonesia yang berhasil terjaga pada level
rendah akan dikemukakan Jokowi dan Ma’ruf Amin dalam debat putaran terakhir.
“Kalau petahana, apa yang sudah ada sekarang harus dilanjutkan,” kata
Lana dilansir dari detikFinance, Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Pembangunan infrastruktur menurut Lana masih perlu dilanjutkan agar hubungan
antar wilayah di Indonesia semakin baik. Berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi,
Lana menyebutkan jika Indonesia memang bergerak stagnan pada level 5%. Namun,
angka tersebut dapat digolongkan masih bagus jika dibandingkan dengan negara
G20.
tingkat inflasi ekonomi 5,17% pada tahun 2018, menurut Lana, adalah prestasi
bagi Indonesia yang membuatnya di peringkat ketiga, setelah India dan China.
Angka tersebut pada akhirnya berhasil dipertahankan selama pemerintahan Jokowi
di tengah ketidakpastian ekonomi global.
2. Kritik Prabowo: Utang, Pertumbuhan Ekonomi, dan Impor
Kemudian pada kubu pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, kembali akan melayangkan banyak kritik terhadap pemerintahan. Anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN), Drajad Wibowo, mengemukakan jika Prabowo akan kembali melontarkan kritik diantaranya, utang pemerintah, pertumbuhan ekonomi, dan impor pangan.
“Intinya itu akan disampaikan mereka berdua, seperti yang sering disampaikan mereka berdua,” ungkap Drajad, Kamis (11/4)2019).
Menurut Drajad capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 pada angka 5,17% masih kurang memuaskan bagi kubu Prabowo, angka tersebut dinilai masih bisa digenjot lebih tinggi dari realisasinya. Menurutnya pada debat terakhir, pasangan Prabowo-Sandi tidak hanya melontarkan kritik namun juga akan memberikan solusi dari persoalan yang ada.